Menyusuri outdstadt (Bahasa Belanda yang berarti kota tua) Semarang mulai lah tepat dari depan Kantor Pos Pusat di jalan Pemuda sebab di sana adalah titik 0 km kota Semarang. Kantor Pos Pusat bercat kombinasi putih dan orange sangat gagah dan mentereng (Kantor Pos Pusat berseberangan dengan KPP Pratama Semarang Dua #colek yang punya kantor jeng Budi Yati :D).
Pandang lurus ke depan ... jembatan yang dibangun sejak jaman Belanda yang lebih dikenal dengan nama Jembatan Mberok tampak cantik.... cantik dalam temaram lampu jalanan kala subuh tadi...
Selanjutnya jajaran gedung tua bergaya kolonial akan mengakrabi mata kita, membawa kita pada khayalan betapa hebatkan kawasan ini pada jamannya dahulu... outdstadt memang merupakan pusat perekonomian dan pusat pemerintahan pada jaman kolonial Belanda....
Saya berjalan menyusuri kawasan tersebut, terkagum2 pada kegagahan dan arsitektur bergaya kolonial.... sebuah gereja besar nan megah berdiri di tengah kawasan... G.P.I.B Imanuel atau yang akrab disebut Gereja Blenduk (kata suami saya blenduk dalam bahasa jawa mlenthung atau bulat). Disebut Gereja Blenduk mungkin karena kubahnya yang berbentuk blenduk alias bulat. :D
Tiba di jalan Merak saya menemui bangunan yang sama tuanya dengan bangunan lain di sekitarnya, Pabrik Rokok
Praoe Lajar. Pabrik rokok marginal ini berdiri sejak jaman kolonial Belanda, yang hebatnya adalah masih tetap beroperasi hingga saat ini dengan segmentasi kalangan menengah ke bawah, bahkan mengklaim sebagai "Rokoknya Para Nelayan". Pemasaran rokok ini terkonsentrasi di sekitar Pemalang, Tegal dan Pekalongan. #Pantesan nggak pernah tau ya... hmmm
Bicara Semarang nggak asik kalo nggak bicara tentang Wingko Babad ... nah di kawasan kota tua Semarang ini terdapat "pabrik" sekaligus toko Wingko Babad yang mahsyur itu... "Wingko Babad Cap Kereta Api" di jalan Cendrawasih No. 14. Perpaduan gula, kelapa, dan tepung berasnya memang pas banget. Legit di mulut.... mak nyus kalo pinjem istilahnya Pak Bondan :D
Saya berjalan semakin jauh... menyisir tiap helai jalan di kawasan kota tua. Semakin ke dalam semakin "liar" pikiran saya... andai saja kawasan ini dipelihara dengan sungguh2 pasti makin ciamik. Beberapa bangunan tak lagi berpenghuni sangat mudah ditemui di sini. Tumbuhan liar bahkan menyembul dari dinding2 yang retak... akar gantung Beringin menjuntai menutupi muka bangunan .... hrrrrr #takut ? Ah enggak... cuma merinding aja
Bangunan tak berpenghuni dengan tulisan berbahasa Belanda yang tidak lagi lengkap huruf2nya bukan hanya satu dua saya temui disana, beberapa. Bahkan gedung bertuliskan Departemen Kepolisian Negara pun masih ada dan tetap gagah berdiri meski tak berpenghuni. Departemen Kepolisian Negara memang baru terbentuk tahun 1959 sebagai ganti dari Djawatan Kepolisian Negara, namun cikal bakal sejarah kepolisian di Semarang telah dimulai sejak 1867
https://id.m.wikipedia.org/…/Kepolisian_Negara_Republik_Ind…
Memang tidak melulu gudang tua dibiarkan begitu saja (maunya saya juga begitu :D), ada juga yang kreatif mengubahnya menjadi coffee shop, cafe maupun resto dan perkantoran. Teranyar adalah bekas gudang beras seluas 1.000 m2 di jalan Letjen Soeprapto No. 26 yang diubah menjadi Old City 3D Trick Art Musium dengan 108 art. Disini pengunjung dihibur dengan gambar ilusi 3D yang seolah2 hidup (cocok buat kamu yang hobby selfi nih...)
Terakhir dari outdstadt ini adalah Stasiun Kereta Semarang Tawang berikut Polder (kolam) Tawang. Kolam seluas 1 ha yang berada tepat di depan Stasiun. Polder ini berfungsi sebagai protektor air limpahan dari kawasan luar kota lama, sekaligus mengendalikan permukaan air disekitarnya. Meski Polder Tawang ini bukan peninggalan jaman Kolonial Belanda (baru dibangun tahun 1999 - 2000) namun keberadaan Polder Tawang menambah eksotis outdstadt Semarang ini.
Kalo sesekali tempo di outdstadt ini diadakan festival tempo dulu bayangan saya sih bakalan oke banget.... lomba membuat sketsa kota tua... konvoi sepeda ontel... lomba foto.... atau sekalian aja lomba bersih2 kawasan kota tua termasuk bersih2 Polder Tawang... ciamik kan ??? :D :D
Gereja Mbleduk |
#kenangansemarang
#outdstadt
Tuti Ismail