Tergesa-gesa saya hempaskan tubuh saya tempat duduk di dalam pesawat. Rasa lelah dan bosan karena delay yang berkepanjangan membuat saya ingin bersegera memejamkan mata. Meski sebenarnya belum tentu juga bisa terlelap dalam perjalanan dengan ritual itu saya merasa lebih nyaman dan rileks. Tapi apa daya tempat duduk saya yang berada di lorong menundanya. Satu persatu penumpang yang duduk dalam satu deret dengan saya datang. "Maaf Kak permisi, kami berdua di nomor 27 E dan F." Saya berdiri mempersilahkan dua orang anak muda menempati kursi di samping saya. Malam itu dalam perjalanan dari Jakarta menuju Pontianak.
Setelah hampir 30 menit pasca pesawat meninggalkan landasan perlahan saya membuka mata dan mata saya langsung tertuju pada majalah-majalah yang sedari tadi terselip manja di kantong kursi depan saya.
"Menuju atau pulang ke Pontianak, Kak ?" saya menoleh ke anak muda yang memanggil saya dengan sebutan kakak. Sebutan kakak di sini sama dengan sebutan Mbak di Jawa, panggilan yang ditujukan untuk perempuan yang sedikit lebih tua dari kita. "Menuju Pontianak," kata saya. "O kerja di Pontianak. Dimana, Kak ?" tanyanya lagi. "Saya kerja di pajak," jawab saya lagi. Menutup sesi perkenalan tanpa menyebut nama masing-masing, dia bilang saat ini kerja di sebuah bank syariah. Sebenarnya karena mengantuk saya agak sedikit malas terlibat dalam pembicaraan itu, apalagi waktu dia mengomentari dan mentertawakan saya yang bilang sudah dua tahun di Pontianak "kalau dua tahun itu baru namanya, bukan sudah. Sebentar lah itu hitungannya." Aseeemm batin saya.
Melihat anak muda di samping saya ini lama-lama nggak tega juga kalau terus-terusan acting berpura-pura antusias. Mulai dari angkot, GoJek yang mulai ada di Pontianak, jalan-jalan di Pontianak yang sekarang mulai lebar dan mulus sampai KTP-el yang dikorupsi dan pendapatnya seandainya saja urusan kartu identitas itu diserahkan pada anak muda kan nggak jadi begini nasibnya. Dalam 'khayalannya' dari kartu itu semua informasi tentang warga negara semua ada, mulai dari asuransi kesehatan, pendidikan sampai kepemilikan kendaraan dan aset lainnya, "jadi orang pajak macam Kakak nih nggak susah lagi cari data kemana-mana. Semua sudah link. Cuma anak muda tuh yang punya ide kaya gitu, ya kan Kak ?" Hehehe iya deh yang anak muda ...
Saya semula menduga cerita tanpa jeda dia tuturkan semata karena gaya-gayaan aja sebagai anak muda. Rupanya saya keliru, keliru sangat. Apa yang dia lakukan bisa dipastikan adalah bentuk kesopanan anak muda kepada orang yang lebih tua yang kebetulan pula adalah 'orang baru' di kotanya. Sampai pada akhirnya dia bertanya pada saya apakah saya telah memiliki tabungan di bank tempatnya bekerja dan apakah saya tertarik untuk melakukan investasi pembelian emas, panjang lebar dia jelaskan bagusnya investasi itu bagi nasabah. Tanpa bertanya sebagai apa dia di perusahaannya tempatnya bekerja, saya dengarkan dengarkan dengan seksama penuturanya dan kesimpulan saya tentangnya sontak berubah.
Meski saya belum tertarik dengan investasi yang kamu ceritakan, harus jujur saya sampaikan bahwa saya respect. Bisa jadi benar apa yang kamu bilang 'cuma anak muda yang punya ide kaya gitu', karena tidak pernah terpikirkan oleh saya sebelumnya, kamu adalah humas bagi tempatmu mencari nafkah, bagi kotamu, bahkan bisa jadi dan patut saya duga jika berkesempatan bepergian ke manca negara, kamu akan melakukan hal yang sama, menjadi humas bagi negaramu yang secara simultan melakukan promosi. Seorang duta, agen, relawan atau apapun namanya yang berpikir simple 'jika ia besar, maka saya pun menjadi besar'. Kamu seperti lilin yang menerangi di tengah kegelapan, tahu nggak sih ! Ini keren, Bung ! Lebih keren tentu perusahaan tempatmu bekerja yang telah menerapkan teknik permasaran yang sangat efektif.
Julian Richer, pendiri Richer Sounds, seorang peritail tersukses sepanjang masa menurut Guiness Book of Records menyatakan sependapat dengan apa yang disampaikan Peter Knight dalam bukunya yang berjudul The Highly Effective Market Plant, bahwa:
Jika Anda menjadikan karyawan secara keseluruhan sebagai target dan membuat mereka tertarik dengan tawaran Anda (dengan menanamkan dalam diri mereka hasrat terhadap produk Anda), maka dorongan untuk membeli akan sampai pada target utama Anda melalui promosi dari mulut ke mulut, yang merupakan media pemasaran yang paling efektif. (hal.48)
Nggak kebayang kan bakal meningkat berapa persen tingkat kepatuhan Wajib Pajak kalo pegawai pajak setiap kali ketemu kenalan baru apalagi temen lama trus nggak malu-malu nanya, "saya sudah lapor SPT Tahunan melalui efiling. Kamu sudah ? Pakai efiling saja !" Trus kalau pun begitu ditanya detail nggak bisa jawab lagi kan bisa bilanng, "Sis, hubungi call center di 1500200 aja ya ... hehehe."
========================================
"Dah lapor SPT Tahunan ?""Sudah."
"Manual ?"
"Nggak lah, Kak... pake efiling donk."
"Cakep ! Itu baru namanya anak muda."
----
Belalang Sipit
Pontianak, 17 April 2017