Gambar by pixabay |
Omong-omong soal tradisi lebaran sebetulnya banyak yang pelan-pelan saya rasakan mulai hilang. Sewaktu saya kecil tiap menjelang hari raya kami bertukar masakan dengan para tetangga, meski yang dipertukarkan menunya sama saja. Sekarang kebiasaan itu tidak ada lagi.
Dulu beberapa bulan menjelang lebaran ada seorang tetangga yang mengkoordinir membeli daging sapi langsung ke pejagalan. Harga yang ditawarkan sudah pasti lebih murah dari pada di pasar. Saban bulan kami mencicil uang pembelian daging. Ketika sehari menjelang lebaran tetangga saya ini akan mengantar daging pesanan langsung ke rumah-rumah. Ibu saya selalu senang. Pertama karena tidak perlu repot-repot pergi ke pasar dan kedua tidak memberatkan mengeluarkan uang sebegitu banyak untuk membeli daging. Sekarang, entah terbang kemana kebiasaan itu.
Di tempat kamu ada, pernah ada atau tidak ada tradisi serupa sama sekali sejak dulu ?
Di Semarang tradisi ini masih ada (Semarang yang saya maksud tentu di seputaran tempat tinggal mertua saya). "Lebaran nanti ndak usah beli ayam. Nanti kita dapat empat ekor ayam. Bapak masih ikutan arisan ayam, melanjutkan kebiasaan ibumu dulu."
Wih asik banget, jadi nggak usah ke pasar beli ayam kampung kan ?😊😊
Saya jadi senyum-senyum sendiri, kalau dipikir-pikir ide para emak-emak ini keren banget dan bisa jadi solusi menekan pengeluaran jelang hari raya. Apalagi ayam dibeli langsung dari peternak dari jauh-jauh hari harga lebih murah dan tidak akan berubah ketika hari raya semakin dekat. Tanpa diduga mereka sudah mempraktekkan apa yang disebut dengan lindung nilai atau hedging, ya nggak sih ??
Ramadhan 2018