Blouse merah muda motif garis-garis dengan jilbab bunga-bunga warna merah fanta dan celana pantalon hitam. Itu lah penampilan saya beberapa hari lalu di kantor.
"Ibu, segar sekali hari ini," sapa salah seorang kawan.
"Oh iya. Soalnya dari pagj hujan terus sih," jawab saya.
Wajah kawan tadi bingung. Apa hubungannya hujan sepagian dengan penampilan cerah saya hari ini.
Saya lanjut menjawab," karena hujan, tadi pagi jadi malas banget ke kantor. Makanya biar semangat saya pakai baju dan jilbab ini."
Sebagai informasi sehari-harinya jika pergi ke kantor saya menggunakan KRL dan berganti tiga KRL di beberapa stasiun transit. Entah karena senangat saya yang sering naik turun, jika hari hujan begini saya merasa perlu dua bahkan tiga kali lipat semangat dibandingkan hari biasa.
"Ah ibu bisa aja."
Saya melihat kawan tadi lama berpikir sebelum akhirnya senyum dan mengangguk. Mungkin dalam hatinya dia kagum dengan jawaban itu atau malah sebaliknya, eneg. Sok filosofis ! Saya sih tidak terlalu ambil pikir.
Saya melihat kawan tadi lama berpikir sebelum akhirnya senyum dan mengangguk. Mungkin dalam hatinya dia kagum dengan jawaban itu atau malah sebaliknya, eneg. Sok filosofis ! Saya sih tidak terlalu ambil pikir.
Tanpa kita sadari terkadang kita menyalahkan orang lain karena suasana hati kita sedang buruk. Seorang anak menggantungkan suasana hatinya pada orang tuanya. Staf menuntut atasan menjaga mood nya agar selalu on. Bagaimana mungkin, padahal hati itu kita yang punya. Cerah dan mendungnya hati kita sepenuhnya berada dalam kendali kita. Mulai lah menjadi penyemangat nomor satu bagi diri sendiri.
Namun demikian, jika kamu adalah seorang pemimpin rasanya penting juga paham bagaimana memompa semangat anggota tim. Jika pemimpinnya semangat, bukan mustahil seluruh anggota tim ikut semangat. Ingat ! seperti pesimis dan sikap putus asa, semangat itu juga menular.
----
----
Pada sebuah pertandingan futsal antar RT untuk usia 5 - 10 tahun, tim RT 01 belum berhasil juga mencetak gol. Jangan kan menyalip gol tim lawan, mengatasi kalah mental sebelum pertandingan pun rasanya sulit. Tim RT 01 semuanya mungil, paling besar berusia 8 tahun. Dia lah anak saya, Ndan. Sang kapten.
Belum setengah permainan semangat tim mulai redup seperti lampu jalan di gang belakang. Anehnya kapten tidak patah semangat.
Sambil bertepuk tangan memberi semangat dia berteriak, "ayoo semangat teman-teman ! Kalau kita menang nanti tim ditraktir sama Mama aku ke McD.,"
Sejurus kemudian semua mata berpaling melihat ke arah saya, meminta persetujuan. Refleks saya berteriak, "Ok !" Eh kok bilang ok. Ah cuma 5 anak. Santai.
Ronaldo, Messi, Maradona, Pele, dan Bambang Pamungkas pindah jadi warga RT 01. Mereka membabi buta menyarangkan gol ke gawang tim RT 05. Ajaib ! Tim futsal RT 01 akhirnya unggul.
Horeeee !!!
"Ma, teman-teman sudah siap, 10 anak."
"Bukannya cuma 5 ?"
"Kan ada pemain cadangan."
"Oh."
----
Belalang Sipit
13/01/2019